Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan mulia bagi umat islam, karena berada diantara dua bulan mulia yang lain yakni bulan Rajab & Ramadhan. Dan di bulan ini penuh dengan berkah dan kebaikan. Perbuatan taubat dan meningkatkan taat di bulan Sya’ban ini, adalah suatu keberuntungan yang besar diibaratkan seperti berdagang yang mendapat laba dan keuntungan yang melimpah.

Dan Allah akan menjadikan bagi orang-orang yang bertaubat di bulan ini, dengan suatu ketenangan dan ketentraman. Barangsiapa yang membiasakan dirinya beribadah di bulan ini, maka ia akan mendapat keberuntungan kelak di bulan Ramadhan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Bulan ini memiliki banyak makna dan arti. Ada yang mengatakan: arti Sya’ban berasal dari kata (شاع بان) yang artinya “mencuat dan jelas”, karena dibulan ini mulai mencuatnya/tumbuhnya amal ibadah yang kita tanam di bulan Rajab dan akan kita panen di bulan Ramadhan.

Dan ada pula yang mengatakan Sya’ban berasal dari kata (الشِّعب) yang artinya “jalan terjal di lereng gunung”, yang merupakan suatu jalan kebaikan (jalan menuju Allah).

Ada pula yang mengatakan bahwa Sya’ban berasal dari lafadz (الشَّعب) dengan fathah Syiin nya yang berarti “menutup (lobang)”. Karena di bulan ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala merekatkan hati hambanya yang sedang retak. Dan hati yang galau, risau, dan gundah akan mendapatkan siraman ketenangan dan ketentraman dari Allah SWT.

Dan merupakan suatu kaidah yang telah berlaku dan ditetapkan oleh ulama, bahwasannya : Suatu masa (waktu) itu menjadi mulia disebabkan oleh peristiwa yang terjadi didalamnya. Maka dari itu sejauh mana kemulian suatu peristiwa yang terjadi pada masa itu, akan berpengaruh terhadap kemuliaan masa (waktu) itu. Selama keterikatan manusia kepada suatu peristiwa itu kuat, dan dampak dari peristiwa itu sangat besar, maka keterkaitan dan pengaruh mereka terhadap masa itu juga kuat pula.

Maka dari itu dari sebuah perayaan ataupun kegembiraan terhadap masa-masa (peristiwa) yang agung dan tempat-tempat mulia bukan suatu pengkultusan terhadap itu semua, akan tetapi lebih mengajak kita kepada mengagungkan dzat yang telah menciptakan masa dan tempat itu sendiri yakni Allah SWT.

Berbagai Peristiwa di Bulan Sya’ban

Di bulan Sya’ban ini banyak sekali acara-acara yang dilakukan guna mengingat suatu momuntum yang agung, seperti halnya seminar-seminar, peringatan, ataupun pertemuan-pertemuan religi lainnya. Akan tetapi di bulan ini terjadi beberapa kejadian-kejadian yang sangat istimewa yakni, antara lain;

  1. Perpindahan Arah Kiblat

Pada bulan Sya’ban terjadi perpindahan qiblat dari Baitul Maqdis (Yerussalem) ke Ka’bah (Mekkah). Sebenarnya Rasulullah SAW sendiri sudah menunggu-nunggu dan mendambakan hal tersebut. Setiap hari beliau selalu berdiri dan memandang ke atas (langit) mengharapkan datangnya wahyu dari Allah SWT. Sampai akhirnya Allah telah memberikan apa yang membuat beliau menjadi tenang dan bahagia. Seperti yang difirmankan Allah dalam QS. al-Baqarah ayat 144;

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ في السَّمآء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضها فَوَلِّ وَجْهَكَ شطر المسجد الحرام وحَيثُ ما كنتُمْ فَوَلُّوا وُجوهَكُم شَطْرَه

Artinya “Sesungguhnya kami sering melihat wajahmu (Muhammad) mengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai (inginkan), palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya.” (QS. al-Baqoroh : 144)

Syekh Abu Hatim al-Busty berpendapat, “Orang islam sholat menghadap Baitul Maqdis 17 bulan 3 hari. Demikian itu karena Rasulullah SAW tiba di Madinah pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal, lalu Allah memerintahkan beliau menghadap Ka’bah sebagai kiblat pada hari selasa pertengahan bulan Sya’ban.

Dan diceritakan dalam sebuah pengajian KH. Baha’uddin Nur Salim (Gus Baha’) tentang pemindahan kiblat, bahwasannya dulu Nabi Muhammad SAW difitnah oleh kaum kafir Quraisy yang mengatakan (dengan bahasanya Gus Baha’) “Lihat nabi mu itu orang kok tidak punya pendirian, kiblatnya gonta-ganti. Dia ganti kiblat ke Ka’bah karena rindu kampung halamannya.” Dan dari fitnah dan provokasi tersebut akhirnya banyak sahabt yang tergoncang imannya dan memutuskan untuk keluar dari agama Islam. Akan tetapi Nabi membatahnya dan punya alasan yang logis, beliau bersabda (dengan bahasanya Gus Baha’) “Apa salahnya dengan pemindahan arah kiblat, memang Baitul Maqdis dulunya kiblat para nabi-nabi terdahulu dari Bani Israil, akan tetapi Ka’bah sendiri merupakan bangunan pertama kali yang dibangun oleh leluhur para nabi yakni Nabi Ibrahim AS, dan beruntunglah kalian (umat islam) karena pernah merasakan dua kiblat yang juga digunakan oleh Nabi-nabi terdahulu.” Dan terbantalah tuduhan dan fitnah keji dari kaum Quraisy.

  1. Pelaporan Amal

Di antara keistimewaan bulan Sya’ban adalah bulan dilaporkannya amal perbuatan manusia. Pelaporan ini adalah pelaporan yang sifatnya lebih luas daripada pelaporan-pelaporan lainnya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid;

عن أسامة ابن زيد رضي الله عنهما قال : قلت : يا رسول الله ! لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان ! قال (ذاك شَهرٌ يغفل الناس عنه بين رجب و رمضان، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحبّ أن يرفع عملي وأنا صائم) . قال المنذرى : (رواه النسائي)

Artinya “Aku mengatakan : Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau berpuasa di suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban, lalu beliau bersabda : Bulan itu banyak dilupakan oleh manusia. Ia adalah suatu bulan diantara bulan Rajab dan Ramadhan. Ia adalah suatu bulan yang mana pada saat itu amal perbuatan manusia dilaporkan kepada Allah Tuhan Semesta Alam. Dan aku ingin ketika amal perbuatanku dilaporkan, aku dalam keadaan sedang dalam berpuasa.” Imam Mundzir berkata ; HR. Imam Nasa’i

  1. Bulan Sholawat

Dan salah satu keistimewaan dari bulan ini adalah diturunkannya ayat shalawat atas Rasulullah SAW yaitu pada ayat yang berbunyi,

إن الله وملئكته يُصَلُّون على النبي يأيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

Artinya “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNYA bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab : 56)

Imam Ibnu Saif al-Yamani menyebutkan bahwasannya bulan Sya’ban adalah bulan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW,dikarenakan ayat diatas turun pada bulan Sya’ban. Dan Imam Syihabbuddin al-Qustholany menyebutkan sebuah pernyataan dari sebagian ulama’ bahwasannya bulan Sya’ban merupakan bulan bershalawat kepada Nabi.

Mungkin ini sedikit yang dapat al-faqir sampaikan tentang bulan Sya’ban dan peristiwa-peristiwa istimewa didalamnya. Dan artikel diatas ini merupakam sedikit dari terjemahan kitab madza fi sya’ban karangan Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki.

Penulis : M. Rufait Balya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *