Kiai Bisri Syansuri (w. 25 April 1980) banyak menyimpan arsip dokumen NU. Hal serupa kemudian diteruskan oleh putra bungsunya, KH. Shohib Bisri (w. 06 Januari 1996). Keseluruhan arsip tersebut tersimpan rapi dalam koleksi keluarga Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang.

Kiai Shohib Bisri banyak sekali menyimpan dokumen dinamika politik NU, serba serbi Gus Dur (w. 30 Desember 2009), dinamika muktamar ke muktamar, artikel para tokoh NU, dan dinamika NU Jombang. Sementara sang ayahanda, yakni KH. Bisri Syansuri, banyak menyimpan dokumen ke-NU-an, kepesantrenan, kethariqahan draft pidato, dan korespondensi kader dan tokoh NU.

10 Oktober 1957, dalam Muktamar ke-1 Jam’iyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah di Tegalrejo Magelang para Kiai NU mendirikan Badan Otonom bernama Jam’iyah Ahli Thariqah Mu’tabarah. Kemudian pada Juni 1979, dalam Muktamar NU ke-26 di Semarang dibubuhkan kata An-Nahdliyah di belakangnya sebagai penegasan afiliasi pada NU. Mu’tabarah bermakna thariqah yang bersambung sanadnya kepada Rasulullah Muhammad. Sedangkan An-Nahdliyah bermakna syariatnya mengikuti Ahlissunnah wal Jama’ah yang berpegang teguh pada salah satu mazhab empat, dan tasawufnya mengikuti ajaran ulama salaf shalihin.

Tentang ketarekatan dan tokoh tarekat, Kiai Bisri menyimpan dokumen KH. Adlan Aly (w. 06 Oktober 1990) dan sekaligus KH. Mustain Romly (w. 21 Januari 1985). Dua tokoh thariqah Qadiriyah wan Naqsyabandiyah yang biasanya dikesankan berhadap-hadapan, karena efek dinamika internal tarekat. Sebagaimana diketahui pada 1977 Kiai Mustain masuk Golkar dengan pusat thariqah di Rejoso, dan Kiai Adlan yang berafiliasi ke PPP menjadi rujukan thariqah di Cukir.

Kiai Bisri Syansuri dan Kiai Mustain Romli pada 1974 adalah sama-sama berkedudukan sebagai penasehat dalam Musyawarat Generasi Muda Penerus Pimpinan Pondok Pesantren Se Tanah Air, dengan sosok Ketua umum, KH. Yusuf Hasyim (putra KH. Hasyim Asy’ari) dan Sekretaris Umum, KH. Aziz Bisri (putra KH. Bisri Syansuri).

Kiai Bisri Syansuri masih menyimpan surat undangan dari Kiai Mustain Romli. Undangan itu tertanggal 10 Juli 1975, dan Kiai Mustain berkedudukan sebagai ketua panitia Kongres Jam’iyyah Ahli Thariqat Mu’tabaroh. Dalam Kongres V pada 02-05 Agustus 1975 di Madiun ini, Kiai Mustain yang juga Rektor Universitas Darul Ulum (Undar) akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Pucuk Pimpinan Thariqah Mu’tabaroh. Gus Dur sendiri, cucu KH. Bisri Syansuri pernah menjadi Rektor Undar pada awal 2003.

Kiai Bisri Syansuri juga masih menyimpan rapi artikel tiga halaman tentang tanggapan Kiai Mustain Romli atas kasus teror Warman, yang ditulis pada 14 Juni 1979.

Artikel yang ditulis Kiai Mustain Romli ini unik dan orisinal. Menggambarkan sikap moderat kenegaraan seorang yang dikenal sebagai Kiai Fuji Color (baca: Kiai multi talenta).

(Status FB kami pada 26 Juni 2023).

Ternyata, tidak hanya dokumen tertulis yang bisa ditemukan antara Kiai Bisri Syansuri dengan Kiai Mustain Romli. Foto di bawah ini adalah contoh perjumpaan fisik dengan bukti foto antara Kiai Bisri Syansuri dengan menantu KH. Abdul Wahab Hasbullah tersebut.

Tentu saja ada foto lainnya, terutama satu frame antara Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Bisri Syansuri dalam acara di Universitas Darul Ulum (Undar), tapi belum dipublikasikan. Foto-foto itu merupakan koleksi sekretariat Undar, dan satu foto di bawah diunggah awal kali di IG oleh pegiat foto lawas Darul Ulum, Mas Akmal Kh.

penulis : Yusuf Suharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *