Nyai Nur Khodijah Jangan Dilupakan
Kiai Bisri Syansuri (w. 1980) bersama Nyai Nur Khodijah (w. 1955) mendirikan pesantren putri pertama di Indonesia, pada 1919 di Denanyar Jombang. Sebelumnya, pada 1917, beliau berdua mendirikan pesantren khusus untuk santri putra.
Di samping belajar kepada para ulama Nusantara, kedua beliau juga belajar di pusat peradaban ilmu ketika itu, Mekah al- Mukarramah.
Pada tanggal, bulan dan tahun berapa beliau lahir dan wafat? Buku ini akan membabarkan dan ini adalah buku otentik pertama yang menyebut data tersebut secara benar, setelah selama ini masih terjadi kesimpangsiuran.
Nyai Nur Khodijah sebagaimana KH. Bisri Syansuri terkenal disiplin dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Fikih. Fikih keperempuanan adalah materi wajib yg diajarkan kepada santri putri. Mendidik satu santri perempuan itu bagai mendidik sepuluh santri putra.
Nenek Gus Dur ini (Nyai Nur Khodijah) menekankan pula tentang makna penting relasi hangat dan spiritualitas suami-istri. “Tirakatmu menentukan masa depan suamimu (keluargamu)” adalah di antara quote beliau yang sangat terkenal. Beliau juga dikenal memberikan ijazah amalan antara lain, agar para muda memeroleh jodohnya. Yang masih jomblo, lazimnya perlu mengamalkan ijazah beliau yang ada di buku ini.
Bagaimana tipikal santri beliau, dan bagaimana respon HadratusSyekh KH Hasyim Asy’ari? Buku ini akan menjelaskannya secara gamblang.
Buku ini terdiri dari empat bab. Pertama tentang biografi Nyai Nur Khodijah, kedua tentang pesantren perspektif Nyai Nur Khodijah, ketiga tentang keistimewaan Nyai Nur Khodijah, dan keempat tentang keteladanan Nyai Nur Khodijah.
(Alhamdulillah, buku ini sudah terbit).